17 Juni 2009

Pengrajin eceng gondok Kadokan butuh tambahan keterampilan

Grogol (Espos) Pengrajin kursi dari eceng gondok di Dukuh Ngrantan, Desa Kadokan, Grogol mendambakan pembinaan dari pemerintah untuk menambah keterampilan mereka.

Pasalnya selama ini, produk yang mereka hasilkan hanya satu macam sehingga pendapatan pun pas-pasan.
Salah seorang pengrajin eceng gondok, Larti, 47, warga Ngrantan RT 01/RWI, yang dijumpai Espos di rumahnya, akhir pekan lalu mengungkapkan, hampir seluruh warga Ngrantan menggeluti kesibukan mengepang eceng gondok kering. ”Umumnya kaum perempuan di sini bisa nglabang eceng gondok,” jelasnya.
Menurut dia, hasil klabangan tersebut laku dijual Rp 5.000 per kilogram. Dikatakan Larti, eceng gondok bisa didapatkan secara gratis dengan cara memanennya di kali mati bekas pelurusan Sungai Bengawan Solo yang berada di Ngrantan. Setelah dijemur, papar dia, batang eceng gondok kering siap dikepang.
Larti menuturkan, ia biasa menjual kepada pengepul atau langsung ke pengrajin mebel di Transan, Gatak. ”Kalau membuat produk selain klabangan seperti tas atau kerajinan tangan lainnya kami belum mampu karena tak punya keterampilan. Tapi kalau ada yang mengajari kami yakin bisa,” katanya.
Ditambahkan pengrajin lain, Ponikah, 49, pihaknya berharap ada pembinaan dari instansi terkait untuk menambah keterampilan para pengrajin eceng gondok di kampungnya. Dengan demikian, ia dan rekan-rekan sesama pengrajin bisa membuat produk yang memiliki nilai jual tinggi.
”Saat ini, pendapatan yang kami peroleh sangat bergantung dari permintaan pengrajin mebel di Transan. Kalau di sana sedang sepi order, otomatis di sini juga sepi,” jelasnya.
Bervariasi
Padahal, lanjut Ponikah, tak sedikit warga Ngrantan yang menggantungkan hidupnya dari hasil merangkai eceng gondok.
Sumar, 60, warga Ngrantan RT 02/RW I yang juga menjalani kesibukan sebagai pengrajin eceng gondok mengatakan, bekal keterampilan sangat dibutuhkan pengrajin Ngrantan agar barang yang dihasilkan lebih bervariasi. Sehingga saat pesanan dari pengusaha mebel sepi, pengrajin bisa berkreasi.
Kepala Desa Kadokan, Tri Widodo didampingi Kadus II Suripto menuturkan, eceng gondok memang menjadi tumpuan hidup bagi warga Ngrantan. ”Biarpun bukan sebagai penghasilan utama, tapi pendapatan yang diperoleh dari mengepang eceng gondok bisa membantu menyekolahkan anak,” katanya. - Oleh : rei

Sumber : Solopos Edisi : Rabu, 17 Juni 2009 , Hal.VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar