03 Agustus 2009

Kepedulian BKM Terhadap Tiara


Nasib malang menimpa Tiara Merdiana Safanah, balita berusia 2 tahun yang divonis dokter memiliki penyakit Hernia Umbilicalis dan Hernia Ireponibilis. Bagian bawah perut Tiara terdapat dua buah benjolan, yang kian hari kian membesar.

Hernia Umbilicalis (dikenal juga dengan istilah “bodong”—Red) adalah penonjolan yang mengandung isi rongga perut, yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Ini merupakan kelainan kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 – 12 bulan, bila cincin hernia tidak sampai 2 sentimeter. Tapi, jika lebih dari 2 sentimeter, perlu tindakan operasi.

Tidak seperti hernia yang umumnya dapat keluar-masuk, ternyata hernia yang diderita oleh Tiara merupakan hernia dimana isi kantung terperangkap (ireponibilis), tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Akibatnya, di sekitar perut Tiara, terus tumbuh benjolan dan semakin membesar seiring bertambahnya usia.

Penyakit yang diderita Tiara ternyata sudah ada sejak lahir. Namun, karena ketidakmampuan ekonomi keluarga, penyakit ini tidak bisa segera ditangani. Menurut ilmu kedokteran, penderita penyakit yang ada sejak lahir, salah satunya disebabkan karena terlambat menutup tali pusar.

Berbagai upaya sempat dilakukan oleh orang tua Tiara. Satino—orang tua Tiara—yang bekerja sebagai buruh serabutan sempat membawanya ke rumah sakit. Namun, tidak bisa maksimal, karena salah satu solusinya dengan dilakukan operasi pada Tiara, yang membutuhkan dana cukup besar. Terpaksa derita itu masih harus dirasakan Tiara. Apalagi, walau termasuk keluarga miskin, Tiara tidak bisa mengenyam askeskin untuk operasi, karena orang tua Tiara belum memiliki kartu keluarga sendiri.

Apalagi, ibu Tiara, Sri Rejeki, telah wafat akibat tumor payudara kronis dan Tiara sekarang tinggal bersama Dasemi (neneknya) bersama sanak-saudaranya. Rumah sang nenek pun dihuni oleh total 26 jiwa. Terbayang lah suasana pengap dan sesak.

Melihat kondisi memprihatinkan dan besarnya biaya yang harus disediakan untuk operasi dan pengobatan Tiara, BKM Mandiri, Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah berinisiatif meringankan beban Tiara dan keluarga.

Langkah pertama yang dilakukan BKM yang berdiri pada 16 November 2007 ini adalah mengajukan proposal ke PNPM pada BLM Tahap-2, sebesar Rp 1juta. Sebenarnya, biaya untuk pengobatan memerlukan dana Rp 16,5 juta. Ini artinya, masih kurang Rp 15,5 juta. Guna memenuhi kekurangan biaya pengobatan tersebut, BKM yang dikomandani oleh Sunardi ini harus memutar otak dan menemukan solusi permasalahan tersebut.

Setelah beberapa kali rembug, BKM akhirnya memutuskan untuk mengajukan proposal ke instansi-instansi terkait, mulai dari pemerintah desa sampai kabupaten. Pagi, siang dan malam, hujan dan terik matahari pun ditempuh BKM tanpa mengeluh. Semua demi kesembuhan Tiara. Hingga kini, dana yang terkumpul dari sumbangan donatur dan PNPM adalah sebesar Rp 4,39juta. Sedangkan dana yang sudah terpakai untuk pengobatan awal sekitar Rp 1.283.000.

Sri Sugiarmi (kiri), UPS yang membantu kasus Tiara [Dok. Tim Korkot Sukoharjo]Dalam mengurus pengobatan ke rumah sakit, Tiara langsung diantar dan diurus oleh Sri Sugiarni, perwakilan dari BKM. Sri Sugiarni, yang akrab disapa Mbak Gik itu merupakan salah seorang Pokja Sosial BKM Mandiri. Menurut Mbak Gik, saat ini, dana yang masih tersisa dari sumbangan para donatur adalah sekitar Rp 3.107.000.

Mengingat dana yang harus dikumpulkan masih kurang sekitar Rp 13 juta, BKM Mandiri bertekad menjadikannya “pekerjaan rumah” (PR) yang harus diselesaikan. “Karena BKM sudah nyemplung membantu Tiara, ya harus terus lanjut, bagaimana pun caranya,” tegas Mbak Gik.

Kepedulian BKM merupakan salah satu bukti nyata bahwa kemiskinan dapat ditanggulangi melalui gerakan sosial kepedulian masyarakat. Yang ironis, lingkungan sekeliling rumah Tiara adalah perumahan yang cukup mewah. Tapi, sejauh ini, tidak tampak sedikitpun kepedulian dari mereka untuk membantu Tiara, baik secara materil maupun moril.

Hingga kini, BKM yang beranggotakan 13 orang ini masih terus mencari donatur-donatur yang sekiranya mau dan ikhlas membantu Tiara. Pengobatan Tiara masih panjang. Untuk itu, Tiara sangat mengharapkan uluran tangan masyarakat. Bantuan dari masyarakat sangat menentukan kehidupan Tiara ke depannya. (Feranita Decca W, Fasilitator CD/Dade Saripudin, Askot CD, Korkot/kab Sukoharjo, KMW XIV Jawa Tengah, PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar